“Seandainya Kau Tahu”
Febrinda
Ayunanda U 23313376 (Sebagai) Brinka
Dwiki Wahyu
Ramadhan 22313722 (Sebagai) Ayah
Rahmi
Aulia Nianingsih 27313196 (Sebagai) Ibu
Romi Aulia
Hadi 28313064 (Sebagai) Romi
Nadya
Sekar Ayu 26313301 (Sebagai) Aya
Hafizh
Sanosta Apriatama 23313842 (Sebagai) Ustad
Adam Kholid 20313115 (Sebagai) Satpam
Ghozi Izzuddin 23313712 (Sebagai) Narator
Setting 1
Pada suatu
malam Brinka memberikan undangan rapat kepada ayahnya, namun ayahnya acuh tak
acuh kepada Brinka.
Brinka : “Yah, besok
ada undangan rapat kampus, Ayah datang
ya?.”
Ayah : “Ahh, kamu
ini anak sukanya ngrepotin aja! Gak tau
apa ayah
Capek cari
uang buat kamu!” (dengan nada emosi)
Brinka : “Tapi
yah...”
Ayah :
“Udah-udah,ayah capek mau tidur.” (pergi ke kamar)
Brinka terduduk lemas, ia mengira mungkin Ayahnya memang
sibuk, ia pun mengira mungkin ibunya bisa datang pada rapat kampus tersebut.
Ibu : (membuka
pintu dan tak menghiraukan Brinka yang duduk lemas )
Brinka : “Ibu, ini
ada undangan rapat kampus, Ibu datang ya?”
Ibu : “Ibu
tidak bisa nak, besok ada meeting ke luar kota, kan ada ayahmu?”
Brinka : “Lho ? tapi
ayah juga nggak bisa bu,”
Ibu : “Mana
ayahmu ?” (emosi dan mencari ayah)
Brinka : “Itu di
kamar”
Ibu :
(menghampiri ayah di kamar) “Ayah ini, datang rapat kampus anaknya saja gak
sempat”
Ayah : (terbangun)
“Baru pulang udah ngomel-ngomel, ibu juga sama saja, kerjanya
meeting
terus ke luar kota”
Ibu : “Aku kan
melakukan ini buat keluarga kita yah!”
Ayah : “Emang ibu
pikir ayah kerja buat siapa? Buat keluarga kita kan?”
Brinka :
(menghampiri) “Sudahlah nggak usah bertengkar! Udah nggak pernah di
rumah,
bertengkar terus! Aku capek yah, bu!”
Brinka pun meninggalkan ayah dan
ibunya.
Setting2
Di
kampus, Brinka bertemu dengan sahabatnya, Romi.
Romi : “Hai brin,
gimana rapat kampus? Siapa yang datang?”
Brinka : “Udahlah
rom, gak usah bahas masalah itu!”
Romi : “Lho?
Kenapa? (menatap wajah Brinka)”
Brinka : (tersenyum)
“Gak papa, eh aku boleh gak nanti main di
rumahmu?”
Romi : “Gak papa,
kebetulan juga ada saudaraku yang seumuran sama kita.”
Brinka : “Wah, bagus
tuh! Ke kantin yuk, rom!”
Romi : “Ayuk!”
Setting3
Sesampainya di rumahnya Romi.
Romi : “Brin,
kenalin ini saudaraku , namanya Aya”
Brinka : “Hai aku
Brinka”
Aya : “Aku Aya”
Brinka dan Aya saling memandang gelang yang di pakainya.
Brinka dan Aya : “
Gelang itu!”
Brinka : “aya?!”
Aya : “brinka?!”
Brinka : “aya?!”
Aya : “brinka?!”
Romi : “Lho?
Kalian udah saling kenal?” (bingung)
Aya : “Dia
sahabatku waktu kecil, aku udah lama sekali enggak bertemu karena aku
pindah
rumah”
Romi : “Oh, jadi
gitu, yaudah deh bagus kalo gitu. Ay,Brinka mau nginap disini loh.”
Aya : “Wah,
tambah seru dong, tapi kenapa?”
Brinka : “Kenapa
apanya?”
Aya : “Maksud ku
kenapa kamu menginap disini?”
Brinka : “Sebenarnya
aku menginap disini karena ibu dan ayahku bertengkar,
pulangnya
juga malem terus. Aku bosan di rumah suram itu!”
Aya : “Wah
kebetulan dong, kita bisa main sepuasnya”
Romi : “Kok gitu Brin?
Aku pikir kamu cuma mau main aja, ternyata kamu punya
masalah,
kenapa kamu enggak cerita?”
Brinka : “Aku gak
suka membahas itu lagi”
Aya : “Tau nih
Romi gak asik banget, malah di bahas lagi”
Brinka : “Tau tuh!”
Romi : “Lho? Kok
marah semua ke aku sih?”
Aya : “Daripada
kayak gini mending kita jalan-jalan ke mall aja”
Brinka : “Setuju,
biar kita bisa refresing sedikit.”
Setting4
Brinka,Aya,dan Romi pun pergi ke mall untuk menghilangkan penat yang ada
di hatinya.
Romi :
“Keliatannya di situ barangnya bagus-bagus, kesana yuk!” (menggandeng ke
toko
aksesoris)
Aya : “Eh, Rom,
Brin, hp ini bagus ya! Aku jadi pingin deh”
Romi : “Tapi kita
kan nggak bawa uang?”
Brinka : “Udahlah,
kalian tenang aja! (berkata lirih) “Barang jelek, liat-liat yang
lain aja
yuk!“ (memasukkan kalung tersebut ke sakunya)
Romi : ”Brinka!
(terkejut) apa yang kamu lakukan?”
Satpam : “Kalian ambil
apa itu” (berteriak)
Romi : “Ambil hp
pak!”
Brinka dan Aya : “Rom! (sambil melotot) Lari!”
Romi : “Lari
kemana?” (bengong)
Satpam : “Mau lari
kemana kamu?” (menangkap NaRomi)
Romi : “Saya nggak
lari, Pak.”
Satpam : “O iya ya,
kamu nggak lari” (garuk-garuk kepala)
Romi : ”Gimana
pak, jadi nangkep saya nggak pak?”
Satpam : “Sudah kamu tunggu
sini, saya mau ngejar temanmu yang tadi!”
Romi : ”Iya pak,
jangan lama-lama ya, semoga cepat menemukan teman-teman saya“
Satpam : (lari mengejar
)
Beberapa saat kemudian.
Satpam : ”Hayo mau lari
kemana lagi kalian?”
Aya : ”Gak tau
pak, yang penting kabur.”
Satpam : ”Jangan banyak
bicara ikut saya ke kantor!”
Brinka : “Nggak mau!”
Aya : ”Ya udah
deh Brin, kita ikut aja ke kantor.“
Setting 5
Saat di kantor, pak satpam berencana
akan menelfon kedua orang tua Brinka.
Satpam : “sebentar saya
tlp orang tua kamu dulu..”
(maaf nomer yang anda tuju sedang umroh)
Satpam : “loh? Kok
umroh?”
(maksudnya pulsa anda tidak mencukupi)
Satpam : “gimana sih?!
Eh kamu sini saya pinjam hape kamu buat tlp. Pulsa saya kebetulan sedang habis”
Aya : “nih pak! (memberikan hp) jangan dihabisin ya pak
pulsanya!”
Satpam : “iyaaa”
Pak satpam segera menelfon kedua
orang tua brinka.
Satpam : ”Selamat pagi,
apakah benar ini orang tua dari Brinka?”
Ibu : ”Iya
benar, dengan siapa ini?”
Satpam : “Kami pihak
security mall melaporkan anak ibu terlibat dalam aksi pencurian
di toko
aksesoris.”
Ibu : “Oh,
benarkah? Yasudah tidak apa-apa. Nanti saja ya pak, saya sedang ada
meeting.
Telfon suami saya saja ya!” (Telfonnya pun dimatikan)
Satpam :
“Astagfirullah, ibu macam apa ini!”
Aya : “Ibu
macam-macam pak.”
Satpam : “sekarang saya
akan telfon bapak kamu. Selamat pagi, apakah benar ini
orang tua
dari Brinka? Kami dari pihak security melaporkan anak bapak
terlibat dalam aksi
pencurian di toko aksesoris.”
Ayah : “Maaf pak,
saya lagi di luar kota. Saya serahkan kasus ini pada bapak. Sekian
dan terima
kasih.”
Brinka : “Percuma pak
anda menelfon orang tua saya, mereka tidak ada yang peduli
dengan
saya.” (wajah memelas dan sedih)
Satpam : “Kasihan sekali
ya hidup kamu, saya ikut prihatin.”
Brinka : “Tapi teman
saya mana pak?”
Satpam : “Teman kamu
yang mana?”
Brinka : “Yang
ngondek tadi pak.”
Satpam : “Oh iya saya
lupa, saya jemput dulu temanmu, kalian tunggu disini.”
Aya : “Baiklah
pak.”
Satpam datang tanpa membawa Romi
Brinka : “Loh pak
teman saya mana?”
Satpam : “Ada di sana”
Aya : “Kenapa ga
sekalian di bawa pak”
Satpam : “oiya lupa,
sebentar ya saya balik lagi”
Setting 6
Pak Satpam segera mencari Romi.
Romi : “Lama
sekali sih pak?”
Satpam : “Maaf, saya
tadi masih lupa,sekarang saya sudah ingat.”
Romi : “Ya sudah
sekarang pertemukan saya dengan teman-teman saya.”
Satpam : “Baiklah, ikut
saya”
Setting 7
Di kantor.
Satpam : “Baiklah
sekarang kalian boleh pulang”
Romi : “Kami tidak
jadi dihukum pak?”
Satpam : “Dikarenakan
kondisi kalian yang memprihatinkan,jadi saya hapuskan
hukuman
untuk kalian.”
Aya : “Ciyus
pak? Enelan?”
Satpam : “ciyusaaaan . Baiklah,
cepat pulang dan bertobatlah.”
Brinka :
“Insyaallah pak, jika tidak lupa.”
Setting 8
Saat pulang dari Mall, Brinka
langsung menuju rumah.
Ibu : “Tadi ibu
dapat telefon dari security Mall, katanya kamu habis mencuri ya?”
Brinka : “Memangnya
kenapa? Ibu masih peduli sama aku?”
Ibu : “Ibu kan
tanya baik-baik, kenapa kamu jawab kayak gitu?”
Ayah : “Lihat
kelakuan anakmu itu bu, sudah salah masih saja membela diri!”
Ibu : “Itu kan
anak ayah juga!”
Ayah : “Terserah
ibu apakan anak itu, ayah sudah lelah menanganinya!”
Ibu : “Kamu
memang anak yang keterlauan!” (akan menampar)
Tiba-tiba pak ustad datang.
Ustad :
“Astagfirullah, istighfar bu. Ibu kan memakai kerudung gak pantas sama
kelakuannya. Mungkin ini hanya terjadi kesalah pahaman saja, sudahlah
jangan
emosi bu.”
Ibu : “Tapi
pak..”
Ustad : “Sudah bu,
anak ibu sesungguhnya hanya ingin perhatian dari ibu. Anak mana yang ingin kehilangan perhatian dari ibunya?
Tidak ada kan? Jika sampai anda tidak memperhatikan anak anda sendiri, mengapa
anda bahagia sebelum ia lahir di dunia. Sesungguhnya di dalam kandungan, anak
sudah sering berkomunikasi dengan ibunya.”
Ibu : “Anak ini
sudah keterlaluan pak ustad.”
Ustad : “Justru itu,
ia berbuat seperti ini karena ingin anda perhatikan. Coba
renungkan jika anda sudah memperhatikannya sejak dulu.
Apakah ia akan keterlaluan?”
Ibu : (diam,
menunduk, dan merenung)
Ustad : “Yasudah,
saya pamit pulang dulu Assalamualaikum.”
Ibu dan Ayah : “Walaikumsalam.”
Ustad : “Dadah,
sampai jumpa, semoga menjadi keluarga yang sakinah,
mawadah,warohmah.”
Ayah : “Pak ustad
ada-ada saja.” (geli)
Ibu : “Nak ibu
sadar selama ini kita memang tidak ada waktu dengan mu,
maafkanlah kami ya nak, ibu janji tidak akan mengulanginya lagi.”
Brinka : “Nggak usah
minta maaf!” (meninggalkan rumah)
Ibu :
”Brinka.......!!!!!!!!!!“ (sambil menangis)
Setting 9
Keesokan harinya ibu dan ayah pergi
ke rumah pak ustad.
Ayah :
”Assalamualaikum” (mengetuk pintu)
Ustad :
”Waalaikumsalam.
Ayah : ”siapa?”
Ustad : ”lah saya
yang tanya”
Ayah : ”Oiyaa,
kami pak…”
Ustad : “kami
siapa?”
Ayah : “orang tua
dari brinka.”
Ustad : ”Silahkan masuk.”
Ayah : “jadi
gimana ini pak ada apa?”
Ustad : “lah saya
yang nanya pak.. bapak dan Ibu ada apa kesini?”
Ayah : ”oiyaa….
Ibu aja yang ngomong”
Ibu : “ayah
ajaa”
Ayah : “ibu ajaaa”
Ibu : “ayah
ajaa dehh”
Ayah : “yaudah
ayah deh..”
Ibu : “yaudah
ibu deeh..”
Ustad : (bingung) “sudah sudah bapak aja yang ngomong”
Ayah : “jadi begini
pak, Anak kami kabur dari rumah lagi dan tidak mau memaafkan kami.”
Ustad : ”Mengapa
bisa seperti itu?
Ayah : ”Kami juga
tidak tahu pak. Lalu kami harus bagaimana?”
Ustad :”Biarkan dia
menenangkan dirinya dulu, setelah itu barulah kita ajak bicara
baik-baik. Bapak dan ibu juga jangan lupa mendAyatkan diri
pada yang diatas.”
Ibu : “Ha?
Maksudnya genteng pak?”
Ustad : “Masyaallah,
saya khilaf. Maksud saya kepada Allah SWT bu.”
Ibu : “Ooo,
begitu pak.”
Ayah : “Ibu ini
malu-maluin aja!”
Ibu : “Hehe,
maaf.”
Ustad : “Yasudah
sebaiknya bapak dan ibu pulang dulu, segera ambil air wudlu dan
dekatkan
diri padaNya, insyaallah ada jalan."
Ibu : ”Ya pak,
terima kasih atas bantuannya.”
Ayah :
”Assalamualaikum.”
Ustad : ”Waalaikumsalamwarahmatullahiwabarokatuh.”
Setting 10
Di rumah Romi.
Aya : “brin,
apakah kamu tidak kasihan dengan orang tuamu?”
Brinka : “Buat apa ?”
Romi : “Buat
oleh-oleh.”
Aya : “Haduuuh,
kamu ini gimana sih Rom? Aku ini serius.”
Brinka : “Aku mau
tetap disini saja.”
Romi : “Lho? Nanti
kalau kamu disini terus jatah makanku berkurang.”
Aya : “Udah lah
sil, kasihan orang tuamu, mending kamu maafin orangtuamu.”
Romi : “Kenapa sih
kamu gak mau maafin Aya?”
Brinka : “Aku malu,
karena udah lama gak pulang”
Aya : “Ya udah
deh nanti kita bantu ngomong ke orang tuamu.”
Brinka : “Yaudah deh
aku mau kalo gitu.”
Setting 11
Kemudian mereka bertiga ke rumah
Brinka, mengantarkan Brinka untuk meminta maaf pada orang tuanya.
Brinka : “Ibuu... aku
minta maaf atas kesalahanku, aku khilaf bu, aku tak akan
mengulanginya lagi”
Ibu : “Baiklah
nak, ibu juga meminta maaf, ibu mengaku salah kemarin”
Ayah : ”Ayah juga
minta maaf, ayah dan ibu janji akan lebih memperhatikan kamu
lagi.”
Aya : “Aku
terharu ,Rom.”
Romi : “Aku tidak
terlalu.”
Aya : “Romi!”
(geram)
Tiba-tiba lewatlah Pak Ustad di
depan rumah mereka.
Ustad :
“Alhamdulilah, memang beginilah jalan Allah. Akan indah pada waktunya.”
Tamat
UNSUR
INSTRINSIK
Tema : Akibat Keegoisan
Alur : Maju
Penokohan :
- Febrinka sebagai Brinka
- - Dwiki wahyu sebagai Ayah
- - Rahmi Aulia sebagai Ibu
- - Romi Aulia sebagai Romi
- - Nadya Sekar sebagai Aya
- - Hafizh Sanosta sebagai Pak Ustad
- - Adam Kholid sebagai Satpam
Karakter : Brinka -> Antagonis
Ayah -> Antagonis
Ibu -> Antagonis
Romi -> Protagonis
Aya -> Protagonis
Pak
Ustad -> Tritagonis
Satpam -> Tritagonis
Latar :
- Tempat :
- Di Rumah Brinka
- Di Kampus
- Di Rumah Romi
- Di Mall
- Di Rumah Pak Ustad
- Waktu :
- Malam
- Pagi
- Siang
- Suasana :
- Menyedihkan
- Menegangkan
- Mengharukan
Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga jarang memperhatikan anak sendiri.
No comments:
Post a Comment