Batavia, Ratu dari Timur
Libur akhir pekan ini bagaimana kita coba ‘berpetualang’ sejenak
kembali ke masa Kolonial dahulu. Dimana kota Jakarta masih dikenal
dengan sebutan BATAVIA.
Dikisahkan pada masa Kolonial, Batavia tersohor dengan sebutan ‘Ratu
dari Timur’. Batavia dengan jalan-jalannya yang memanjang merupakan
daerah elite orang-orang Belanda.
Pada masa itu, sekitar sebelum tahun 1800 M, Batavia tertata dengan
rapihnya gedung-gedung mewah yang merupakan bagian kota Batavia yang
paling indah.
”Batavia terkenal dengan
rumah-rumah di tepi parit dan kanal Tigergrach (kanal harimau), iklim
tropis menjadikan Batavia melebihi segala-galanya yang ada di Holland.
Pagar tanaman rapi berupa pohon kenari di kiri kanan jalan dan
Kanal-kanal.”
Penduduk Kota yang merupakan pusat pemerintahan VOC kala itu, setiap
harinya ramai disibukkan warga kota yang hilir-mudik ke kantor, pasar
atau sekadar pelesiran keliling kota.
Nyonya-nyonya besar Kompeni, serta nyai-nyai Belanda, bergaun serba
mewah dengan rok bertingkat-tingkat. Mereka keluar mencari angin di
samping kanal dan terusan Batavia yang sangat indahnya. Para budak dan
berjalan mengiringi Nyonya dan Noni Belanda. Memayungi wajahnya dari
teriknya sengatan matahari.
Sementara, di bawah keteduhan pohon kenari yang berjejer rapi di
sepanjang tepian kanal-kanal dan terusan, penduduk Batavia lalu lalang
di tengah seribu satu kesibukan.
Thomas B Ataladjar dalam tulisannya di buku Toko Merah, berujar:
”Saat senja menjelang, rumah-rumah pemandian di sepanjang tepian
dinding kanal dan terusan, dipenuhi wanita telanjang dada berendam di
air, zonder kuatir buaya pemangsa pria iseng yang datang mengintip.”
“Waktu itu, saat malam terang
bulan, terutama malam Minggu, pemuda dan pemudi yang tengah kasmaran
menyanyi sambil memetik gitar menjelajahi kanal-kanal dengan perahu.”
Wow… tentunya kita saat ini akan sulit membayangkan indahnya suasana Batavia kala itu. Andai mesin waktu itu ada tentunya bisa ‘menjelajah’ Batavia dengan kemegahan gedung-gedung dengan Kotanya yang tertata Indah.
Batavia tentunya tidak ada kemacetan, apalagi polusi. Pedagang
asongan, jalur cepat dan manusia hidup tanpa dikejar waktu seperti
sekarang. Yang ada hanya beberapa sado yang ditarik kuda yang memecahkan
kesunyian jalan raya yang tidak diaspal dan diteduhi oleh pohon-pohon
rindang yang berdiri kokoh tanpa khawatir akan tumbang seperti sering
terjadi beberapa hari terakhir ini.
“Anda berencana berwisata akhir pekan ini, tapi masih bingung memilih tujuan wisata?"
Wisata sejarah ke Kota Tua Jakarta bisa menjadi pilihan sekaligus
wisata edukasi bagi kita dan keluarga. Dengan menikmati bangunan dan
kawasan Kota tua peninggalan VOC yang kala itu dikenal dengan nama
Batavia, kita bisa menambah wawasan dan pengetahuan sejarah Kota dan
kaitannya dengan perkembangan budaya saat ini.
“Mungkin ada yang belum tahu
kalau ada terowongan-terowongan kuno yang menghubungkan situs-situs
penting peninggalan VOC saat membangun Batavia?”
Terowongan-terowongan Kuno Batavia yang masih misterius bisa menjadi tujuan wisata mancanegara bila dikemas dan ditata kembali.
Selamat berlibur akhir pekan!
No comments:
Post a Comment